Itu saran dokter spesialis kandungan dan kebidanan di rumahsakit di Kota Tangerang, Provinsi Banten, kepada Heriyani. Mioma itu terdeteksi ketika Heriyani di Gadingserpong, Tangerang, melakukan general check up rutin tahunan. “Saya tidak merasa gejala apa-apa. Namun, hasil USG (ultrasonografi, red) menunjukkan ada benjolan di rahim,” katanya. Heriyani yang takut operasi, hanya membiarkan benjolan itu hingga 3 tahun.
Selama itu ia bergonta-ganti dokter kandungan di Jakarta dan Tangerang untuk berkonsultasi. Ia berharap, dokter berpendapat bahwa benjolan itu bukan mioma. “Saya benar-benar heran. Pendarahan hebat saat menstruasi tidak pernah dialami. Hubungan suami istri pun tidak terasa nyeri, tapi USG menunjukkan mioma terus membesar,” katanya. Heriyani hampir menyerah saat semua dokter yang dikunjungi sepakat: daging tumbuh harus diangkat karena terus berkembang.
Tujuh umbi
Di saat itulah Emmy Srilastari, teman seperjalanan ke kantor, memberitahu Heriyani agar mencoba bawang berlian alias bawang dayak Eleutherine americana. “Kebetulan kakaknya Emmy mengebunkan bawang dayak di Bogor,” kata Heriyani. Kelahiran Jakarta 48 tahun silam itu lantas memesan 1 kg bawang sabrang-sebutan lainnya-segar pada Emmy. Harganya Rp60.000 per kg.
Menurut Mawardi SP MSc, peneliti di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Kalimantan Selatan, sosok umbi bawang dayak mirip bawang merah. Umbinya berlapis-lapis. Namun, daunnya mirip anggrek tanah yang kerap menjadi tanaman pagar. Bawang dayak banyak tumbuh di pekarangan rumah penduduk di Kalimantan Tengah.
“Ini dahulu saya bawa dari rumah suku Dayak di Ampah, Barito Timur,” kata Mawardi sambil menunjukkan bawang dayak di halaman rumahnya. Di alam tanaman itu banyak tumbuh di lahan gambut. Secara tradisional suku Dayak memanfaatkannya untuk melancarkan air seni, sembelit, dan minuman untuk ibu pascamelahirkan. Bawang dayak dikebunkan Ali Rahman di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bedanya Ali memperoleh bibitnya dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Heriyani lantas mengiris 7 umbi bawang dayak lalu merebusnya dalam 3 gelas air mendidih hingga tersisa 2 gelas. Ia meminum ramuan itu pada pagi dan sore masing-masing 1 gelas. “Rasanya seperti air kentang mentah,” katanya. Selama konsumsi bawang sabrang Heriyani menjauhi makanan hewani seperti daging, makanan fermentasi seperti tempe, minuman ringan berpengawet, dan kopi. Satu kg bawang tiwai-sebutan bawang dayak-habis dilahapnya selama sebulan.
Pascakonsumsi ia kembali ke rumahsakit untuk konfirmasi operasi. Tak diduga, “Miomanya hilang. Rahim saya bersih,” kata Heriyani menceritakan kisah 2 tahun lalu. Kini untuk pencegahan sesekali Heriyani meminum rebusan bawang dayak. Toh, ia tetap periksa ke dokter kandungan setahun sekali. Hasil pengecekan terakhir pada Mei 2012, rahim perempuan yang kini berusia 50 tahun itu bebas dari mioma.
Usia reproduktif
Menurut dr Prapti Utami di Bintaro, Jakarta Selatan, mioma ialah sebutan untuk tumor jinak pada dinding rahim. Ukuran dan bobot tumor bervariasi tergantung tingkat pertumbuhan, mulai beberapa gram hingga 5 kg. Bila sudah membesar tindakan medis yang lazim dengan mengangkat mioma bahkan mengangkat rahim.
Peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah, dr Tri Kurniasari, melaporkan angka kejadian mioma pada perempuan di atas 35 tahun mencapai 40%. Hanya 20-50% yang mengalami keluhan pendarahan, nyeri perut bagian bawah, dan nyeri pinggang. Pantas mioma sering disebut juga silent ghost. Menurut Tri tingginya prevalensi pada usia reproduktif berhubungan dengan aktivitas hormon estrogen. Mioma jarang menyerang perempuan berusia kurang 20 tahun dan di atas 50 tahun.
Sayang, penelitian yang mengungkap bawang berlian untuk mengatasi mioma terbatas. Riset dr Dwi Aris Agung Nugrahaningsih, dari Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, menyebutkan bawang dayak mengandung kuinon yang bersifat sitotoksik alias menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel kanker darah, payudara, dan rahim.
Riset in vivo Young Othiwi Larasati SSi dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH-ITB), menguatkan penelitian Dwi. Menurutnya, setelah 15 hari perlakuan ekstrak bawang dayak sebanyak 1,7968 mg/kg bobot tubuh mencit, eleutherine, dapat menghambat pertumbuhan kanker payudara 76,03% dibanding mencit yang diberi doxorubicin 2 mg/kg bobot tubuh mencit. Daya hambat doxorubisin mencapai 100% Doxorubicin merupakan antibiotik golongan antrasiklin yang biasa dipakai terapi kanker tulang, kanker payudara, dan leukemia akut.
Menurut Young, senyawa aktif pada bawang dayak mencegah pertumbuhan sel kanker melalui aktivitas antioksidan dan meningkatkan jumlah kematian sel kanker lewat mekanisme opoptosis alias bunuh diri sel. Meski belum terbukti secara klinis, riset praklinis menguak tabir lenyapnya mioma dari rahim Heriyani. (Ridha YK, kontributor Trubus di Kalimantan Selatan).
Menurut Young, senyawa aktif pada bawang dayak mencegah pertumbuhan sel kanker melalui aktivitas antioksidan dan meningkatkan jumlah kematian sel kanker lewat mekanisme opoptosis alias bunuh diri sel. Meski belum terbukti secara klinis, riset praklinis menguak tabir lenyapnya mioma dari rahim Heriyani. (Ridha YK, kontributor Trubus di Kalimantan Selatan).
sumber : http://www.trubus-online.co.id/index.php/tulisan-lain/obat-tradisional/6397-bawang-lenyapkan-mioma.html